Segar di Luar, Risiko di Dalam
Minuman dingin seakan sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dari warung kopi pinggir jalan hingga restoran besar, hampir semua menyajikan minuman dengan tambahan es balok. Rasanya segar, harganya terjangkau, dan selalu dicari, apalagi saat cuaca sedang terik. Namun, dibalik kesegaran itu, ada fakta yang jarang disadari saat membeli es di luar, banyak es balok dibuat dari air mentah yang tidak melalui proses pemasakan atau penyaringan higienis.

Es Batu Tidak Selalu Aman
Banyak orang beranggapan bahwa air yang dibekukan otomatis aman diminum. Padahal, proses pembekuan tidak membunuh bakteri, virus, atau parasit yang mungkin terkandung di dalam air. Mikroorganisme tersebut hanya “tertidur” sementara, lalu aktif kembali ketika es mencair di dalam minuman. Artinya, es balok yang terlihat jernih sekalipun bisa saja menyimpan risiko kesehatan.
Risiko Kesehatan yang Bisa Timbul
Mengonsumsi minuman dengan es dari air mentah bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Beberapa di antaranya:
- Gangguan pencernaan: diare, perut mulas, mual, hingga muntah.
- Infeksi bakteri dan virus: seperti E. coli, salmonella, bahkan hepatitis A.
- Keracunan makanan: yang bisa terjadi ketika bakteri berkembang biak dengan cepat setelah es mencair.
Gejalanya sering muncul beberapa jam bahkan langsung setelah mengonsumsi es, dan bagi sebagian orang dianggap hal biasa. Padahal, jika terjadi berulang, dampaknya bisa lebih serius, terutama pada anak-anak, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Kenapa Tetap Digunakan?
Alasan utama penggunaan es balok dari air mentah adalah faktor ekonomi. Biaya produksi es dari air matang atau air yang melalui proses penyaringan higienis jauh lebih tinggi. Dengan memakai air mentah, produsen bisa menekan biaya dan menjual es dalam jumlah besar dengan harga murah. Hal ini tentu menarik bagi pedagang minuman kecil, namun resiko kesehatan konsumen seringkali terabaikan.
Bagaimana Konsumen Bisa Lebih Bijak?
Sebagai penikmat minuman dingin, kita tidak harus berhenti mengonsumsi es, tetapi ada baiknya lebih selektif. Beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Pilih tempat yang menjaga kebersihan: Warung atau kafe yang bersih biasanya lebih memperhatikan kualitas bahan.
- Perhatikan es yang digunakan: Es yang keruh, mudah hancur, atau berbau aneh sebaiknya dihindari.
- Buat es sendiri di rumah: Cara paling aman adalah menggunakan air matang atau air dari sumber yang jelas kualitasnya.
- Waspada pada harga terlalu murah: Minuman es dengan harga sangat rendah sering menggunakan es balok massal dari air mentah.

Pentingnya Sumber Air yang Bersih
Membuat es di rumah memang lebih aman, asalkan air yang digunakan benar-benar higienis. Namun, tidak semua rumah memiliki sumber air yang konsisten bersih. Karena itu, penyimpanan air juga sangat menentukan kualitasnya.
Salah satu solusi adalah menggunakan tangki air higienis. Misalnya, tangki air modern dari MPOIN dilengkapi dengan empat lapisan perlindungan yang menjaga air tetap aman. Lapisan ini membantu menahan panas matahari, mencegah pertumbuhan lumut, menghambat bakteri dan virus, serta menjaga kualitas air tetap stabil. Dengan begitu, air yang disimpan tetap segar, jernih, dan aman untuk dijadikan es batu maupun kebutuhan harian lainnya.
Es balok memang identik dengan kesegaran, tetapi jika dibuat dari air mentah, kesegarannya bisa berubah jadi ancaman. Sebagai konsumen, kita perlu lebih jeli memilih tempat minum dan lebih bijak dalam memastikan air yang digunakan aman. Dan di rumah, langkah sederhana seperti menggunakan tangki air higienis bisa jadi cara efektif untuk menjaga kesehatan keluarga.
Karena pada akhirnya, segelas minuman dingin seharusnya memberi rasa tenang dan segar, bukan membuat kita khawatir dengan risiko kesehatan.